Kamis, November 20, 2008

Damai dan Adil, Kunci Mengatasi Krisis Global Saat Ini.

Krisis finansial global yang berawal dari kasus kredit macet di AS kini menjalar ke berbagai penjuru dunia termasuk Indonesia. Seberapa besar dampak krisis terhadap masyarakat bangsa kita masih diitung itung oleh pada analis dan penentu kebijakan negeri ini. Kitapun sebagai masyarakat biasa sudah harus mulai memperhitungkan langkah yang harus diambil dalam menyikapi krisis ekonomi ini.

Beberapa analis dan pejabat negara optimis kalau krisis ini tidak lebih buruk dari krisis 1998. Mereka menyodorkan data data untuk membandingkan kondisi ekonomi Indonesia saat itu dan sekarang antara lain menyangkut cadangan devisanya yang lebih aman dibanding dulu, pertumbuhan ekonominya yang masih oke, tidak adanya krisis politik dll.

Mereka lupa kalau krisis waktu itu hanya terjadi di kawasan Asia yaitu Korea, Thailand, Indonesia, dan Malaysia. Pihak pihak yang berkepentingan akhirnya berhasil melokalisir krisis regional itu. Nah sekarang…? Krisis berasal dari AS, negara adidaya yang merupakan pusat keuangan dunia, importir terbesar di dunia. Sebelumnya tidak terbayangkan negara adidaya ini akan dilanda masalah finansial kronis. Ini krisis yang sangat serius. Tidak sedikit pelaku ekonomi pesimis memandang keadaan tahun 2009 mendatang.

Dampak dari krisis awalnya terasa di pasar finansial, yaitu bursa saham, bursa surat utang, surat surat berharga lainnya, valuta maupun komoditas. Harga minyak dan berbagai komoditas terus menunjukkan tren turun karena turunnya permintaan global. Tampak bahwa sektor manufaktur, jasa dan infrastruktur langsung terimbans. Pabrik pabrik memangkas produksi atau menghentikannya karena daya beli masyarakat menurun dan ini pada akhirnya mendorong pengurangan tenaga kerja.

Kalangan menengah juga terpukul oleh jatuhnya investasi mereka pada saham dan surat berharga lainnya termasuk asuransi terutama yang ada unit linknya. Dalam keadaan krisis, kebutuhan primer menjadi fokus. Investasi menjadi sangat selektif. Bila anda masih punya duit lebih, bolehlah sebagian dari dana anda untuk menampung saham saham yang telah rontok. Dari posisi tertingginya tahun ini, IHSG telah terdiskon sebesar 60%, bahkan beberapa saham yang berfundamental baik pun ada yang terdiskon lebih dari itu.

Walaupun bursa akan tetap eksis dan tidak akan mati, tapi anda harus benar benar selektif memilih saham. Krisis ini masih memberi potensi menekan harga harga saham. Jadi anda harus siap. Namun juga tidak menutup kemungkinan, krisis segera teratasi bila berbagai negara dan masyarakatnya kompak, nggak serakah, terjalin saling pengertian dan damai. Perdamaian dan Keadilan, inilah kunci mengatasi krisis yang saat ini melanda dunia.

Peace men…!

Tidak ada komentar: